BANYUMAS – Masyarakat termasuk kalangan pelajar diminta semakin memahami operasi Search and Rescue (SAR) atau pencarian dan pertolongan saat menghadapi bencana di sekitarnya. Kesadaran akan pentingnya keselamatan dan pertolongan pertama harusnya sudah tertanam dalam diri individu. Direktur Bina Ketenagaan dan Permasyarakatan SAR, Badan SAR Nasional, Agus Sukarno menyatakan, masyarakat harus mengetahui kalau bencana dan musibah setiap saat bisa terjadi di mana saja, kapan saja dan menimpa siapapun.
Apalagi sifat bencana yang merugikan dan membahayakan kehidupan tidak bisa diprediksi kejadiannya. “Sesuai dengan sesuai amanat UU 29 tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, kita semua harus berjuang bersama membangun karakter bangsa yang kuat tangguh dan pantang meyerah.
Sejak dini semuanya harus bisa siap dan tangguh menghadapi berbagai jenis musibah yang bisa mengancam kehidupan masyarakat,” jelas Agus dalam Sosialisasi Tangguh Bencana di SMK Maarif NU 2 Ajibarang, kemarin. Dijelaskan, Agus, Indonesia mempunyai tingkat kerawanan terhadap musibah baik kecelakaan bencana maupun kondisi membahayakan jiwa manusia.
Musibah itu antara lain, kecelakaan menyangkut moda transportasi di darat, laut dan udara, tanah longsor, tsunami, gempa bumi. Selain itu, adanya orang tenggelam di kolam, sungai, laut bahkan percobaan bunuh diri merupakan bagian dari musibah yang ditangani oleh tim SAR.
Konsekuensi
“Negara kita adalah supermarket bencana atau musibah. Dengan kondisi tersebut harus kita terima sebagai konsekuensi logis, kita hidup di lempeng patahan bumi dan cincin gunung api aktif dunia. Makanya jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah terbesar di dunia nomor empat harus diedukasi soal mitigasi kebencanaan yang di dalamnya terdapat SAR,” katanya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Joko Wikanto mengapresiasi adanya kegiatan Basarnas yang menyasar para pelajar di wilayah Banyumas. Ia berharap dengan adanya sosialisasi SAR dan tangguh bencana itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan di sekolah dan masyarakat. Apalagi sekarang ini, berbagai materi mitigasi kebencanaan juga telah masuk dalam cakupan berbagai pelajaran di sekolah.
“Harus disadari di tengah anugerah kesuburan dan melimpahnya kekayaan alam, kita juga dianugerahi musibah yang setiap saat mengincar kita. Karena itu, kewaspadaan terhadap bencana ini harus terus diupayakan. Sejak dini termasuk generasi muda diharapkan dapat menjadi bekal hidup dan keselamatan tinggal di berbagai lingkungan,” katanya.